Kamis, 19 Agustus 2010

Rahasia Gerakan Sholat

Tahukah Kita? »
Rahasia Gerakan Shalat

Sholat Menyehatkan

eramuslim - Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti,
tapi juga gerakan-gerakan salat adalah yang paling proporsional bagi anatomi
tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari
berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh
ciptaannya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai
ketakwaan, tapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri.
Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui
manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta
ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan sholat, merupakan ibadah yang paling tepat untuk
metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam salat pun
mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Itidal

Takbiratul Ihram:, berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga,
lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini
melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh
tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah
kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut
atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Rukuk

Ruku’:, Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi
kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan
posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh
dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah
maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi
relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah
latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Takbir

I’tidal:, Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua
tangan setinggi telinga. Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk
dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan
pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami
pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi
lebih lancar.

Sujud

Sujud:, Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi
pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan
sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi
kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus
bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi
kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Dudukakhir Tahiyyat_awal

Tahhiyat_akhir

Duduk:,Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya,
saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf
nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang
sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat
baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar
kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan
benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada
iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga.
kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam

Salam:, Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan
aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga
kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia
menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya
sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan
tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini
mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih
untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada
di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu
artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja
sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu
kecerdasan.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi
secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak
tersebut melainkan ketika seseorang bersembahyang yakni ketika sujud. Urat
tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya
darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar salat waktu yang
diwajibkan oleh Islam.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang
dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam
setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan
(stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran
darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat
menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat
sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi
kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi
juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul
dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus
abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini
melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini
menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik
dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang
menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis.
Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan
organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk,
yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir).
Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi
wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu
liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat
duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki
harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan
pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan
daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di
daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh
lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan
secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi
pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Yang menarik,
menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul
"Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahan
Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi" dengan desertasi itu,
Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program
pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahannkanya beberapa waktu lalu.

Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad)
tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit
kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh
(imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa
persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu
untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun
sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang
selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif
melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi
tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra
38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya
antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa
didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Bergitu sebaliknya,
ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang
menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Menurut DR. Sholeh. Orang stes itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit
kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai
perasaan ihklas serata tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun
yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan
kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, salat tahajjud
yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.

Rabu, 18 Agustus 2010

Qira'at Tujuh dari Alquran





Ketika membaca Al Qur'an, kita sering lihat Warsh atau Hafsh dan berkata, "Ini adalah Hafsh" atau "Ini Warsh". Yang kami maksud adalah bahwa ini adalah riwaya atau Warsh atau riwaya dari Hafsh. Ini adalah riwaya dari qira'a tertentu. The qira'at atau bacaan, atau metode membaca, diberi nama setelah pemimpin sekolah dari pembaca Alquran. Setiap qira'a kewenangannya berasal dari seorang pemimpin terkemuka dari bacaan pada abad kedua Hijriah atau ketiga yang pada gilirannya riwaya jejak mereka atau transmisi kembali melalui para sahabat Nabi. Misalnya, di belakang sebuah Alquran Warsh, Anda akan cenderung menemukan "yang riwaya Imam Warsh dari al Nafi '-Madini dari dari' Abdullah bin Abu Ja'far Yazid bin al-Qa'qa '' Abbas dari Ubay bin Kaab dari Rasulullah, semoga Allah memberkatinya dan memberinya damai, dari Jibril, saw, dari Sang Pencipta. " Atau dalam Hafsh Anda akan melihat "riwaya dari Hafsh bin Sulaiman bin Al-Mughira al-Asadi al-Kufi dari qira'a dari 'Asim bin Abi'n-Nujud al-Kufi dari Abdu'r-Rahman' Abu 'Abdullah bin Habib as-Sulami Affan dari 'Usman bin' dan 'Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka'b dari Nabi, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian. " Ini semua kembali ke Nabi.

Ada sedikit perbedaan dalam pembacaan, misalnya, di mana satu berhenti, seperti dalam Surat al-Baqarah (1): "Dhalika'l-Kitabu la rayb" atau "Dhalika'l-Kitabu la rayba FIH" serta beberapa voweling perbedaan ("suddan" atau "saddan"), dan kadang-kadang perbedaan dalam huruf karena tanda diakritik yang berbeda, sebagai ya 'atau ta' (turja'una atau yurja'una). Kadang-kadang sebuah kata akan memiliki shadda atau tidak memiliki sebuah shadda.

Dalam konteks ini, kita harus disebutkan bahwa Nabi sendiri mengatakan bahwa Alquran diturunkan dalam tujuh dialek (ahruf, menyanyi Harf). Harf di sini berarti dialek, idiom, atau modus ekspresi. Sekarang, selama khalifate dari 'Utsman, hal ini menimbulkan pertengkaran. Misalnya, Suriah Ubay bin Kaab diikuti, yang diikuti Kufans 'Abdullah bin Mas'ud, rakyat Hims mengikuti al-Miqdad, dan orang-orang dari Basra mengikuti Abu Musa. Untuk mengakhiri percekcokan ini lebih dari yang terbaik, 'Uthman memutuskan untuk menyatukan masyarakat di belakang satu teks.

Pada masa Abu Bakar as-Siddiq, Zaid bin Tsabit telah dibebankan oleh Abu Bakar untuk mengumpulkan bersama semua bagian tertulis dari Alquran dan kompilasi teks lengkap (untuk sejumlah besar huffaz telah tewas dalam Pertempuran Yamama). Dia melakukan ini, dan dilaporkan bahwa ia adalah orang pertama yang mengumpulkan Al-Qur'an antara dua meliputi "menyalin ini pergi dari Abu Bakar Umar dan kemudian ke Hafsa..

'Uthman yang digunakan untuk membuat salinan yang kemudian didistribusikan ke seluruh bagian umat Islam, namun dilaporkan bahwa' Uthman "membuat salinan Al-Qur'an" atau "bersatu kaum muslimin pada satu salinan saja." Dorongan untuk melakukan ini adalah disediakan oleh Hudhayfa bin Al-Yaman saat ia kembali ke Madinah setelah mengamati perbedaan regional. Dia berkata kepadanya, "Ambil di tangan umat ini sebelum mereka berbeda tentang Buku seperti Kristen dan Yahudi." Jadi, ia dikirim untuk salinan yang dibuat oleh Abu Bakar yang menjadi milik putri Umar, Hafsa.

Dialek Qurayshi yang difavoritkan dalam hal ini dan ini dieliminasi banyak keanekaragaman, tetapi sebagian masih tercermin dalam arti yang berbeda karena dasarnya adalah usaha transmisi lisan dan tidak ada diacriticalmarks dalam naskah Utsmani itu '. Orang-orang membacakan Al Qur'an seperti yang mereka membacanya dari guru mereka dan mereka pada gilirannya disampaikan lisan ini.

Dalam qira'at, ada dua kategori:

Mutawatir: transmisi yang memiliki rantai independen dari otoritas yang begitu luas sebagai untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan dan yang ada konsensus.

Mashhur: ini adalah sedikit kurang luas dalam transmisi mereka, tapi masih begitu luas untuk membuat kesalahan sangat tidak mungkin.

Ada 7 qira'at yang mutawatir dan 3 mashhur.

Mutawatir ini adalah:

Nafi '(w. 169/785)

Ibn Kathir (w. 120/737)

Abu 'Amr bin Al-'Ala' (w. 154/762)

Ibnu 'Amir (w. 154/762)

'Asim (d. 127/744)

Hamza (d. 156/772)

al-Kisa'i (w. 189/904)

Mashhur ini:

Abu Ja'far (w. 130/747)

Yakub (d. 205/820)

Khalaf (w. 229/843)

Ada juga beberapa "shadhdh" pembacaan, bacaan langka yang biasanya diskon.

Dulu bahwa sarjana yang tepat belajar semua 7 atau bahkan 10 qira'at. Kadang-kadang mereka akan menggunakan satu qira'a satu hari dan satu hari berikutnya. Beberapa orang telah salinan varian ditandai di dalamnya. Ada slavegirl disebut Tawaddud pada masa Harun ar-Rasyid yang tahu semua pembacaan sepuluh oleh jantung,

Namun, pembacaan itu kemudian membagi sesuai dengan lokasi. Sebagai contoh, pada tahun 200 AH, Basra adalah bacaan qira'a Abu 'Amr dan Yakub, Kufah menggunakan Hamzah dan' Asim, Suriah menggunakan Ibnu 'Amir, Mekah telah Ibnu Katsir, dan Madinah menggunakan Nafi'. Mesir, yang merupakan rumah Warsh, yang digunakan terutama Warsh sampai kedatangan orang Turki. Kemudian Hafsh menjadi populer karena merupakan varian yang digunakan Turki. Hafsh, kebetulan, adalah qira'a dari 'Asim, digunakan di Kufah. The Warsh riwaya dari qira'a dari Nafi '.

Saat ini, dua bacaan harus digunakan adalah qira'a dari 'Asim dalam riwaya dari Hafsh, dan qira'a dari Nafi' di riwaya dari Warsh. Juga digunakan di Afrika adalah qira'a Abu 'Amir dalam riwaya iklan-Duri.

Sekarang, masing-masing pembacaan, atau riwayas, adalah keseluruhan dari Al Qur'an dibacakan oleh seorang guru di semua varian yang ditransmisikan dari dia. Ini adalah corupus dari reciation. Bentuk-bentuk bacaan masing-masing disebut oleh mahasiswa terkemuka dari master yang membacakannya. Jadi kita akan menemukan Tariq (gb. turuq) dari apa-dan-begitu, mahasiswa master. Lalu di bawah Turuq, ada juga wujuh tersebut. Kami menemukan wajh dari apa-dan-jadi dari Tariq dari apa-dan-begitu. Ada sekitar dua puluh riwayat dan delapan puluh turuq. Sehingga Anda dapat melihat bagaimana baik dan tepat ilmu transmisi dengan orang-orang. Perbedaan antara turuq dan wujuh bawah sebuah riwaya sangat sedikit untuk menjadi begitu kentara. Mereka terutama dalam intonasi dan diksi daripada voweling atau infleksi. Tapi ini adalah tingkat perawatan dan presisi yang orang-orang ini.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com