Kamis, 04 Februari 2010

Kisahku



Berkisar waktu akhir semester, tidak luput dan tidak ada diantara Mahasiswa yang merasakan hal yang sewajarnya menjadi perhatian meraka. sudah barang tentu bahwa dalam realita kehidupan ini, orang menganggap bahwa pertemanan itu akan selalu mengarah kepada hal yang baik saja. Tapi dengan tidak sadar, suatu ucapan yang menjadi perhatian publik, bahwa teman yang kita sayangi ada kalanya menjadi musuh besar, begitu sebaliknya, musuh bisa menjadi orang yang dicintai.

Sebuah Kisah yang menggambarkan betapa indahnya persahabatan, tapi disisi lain juga rintangan yang dilalui betapa sulit dan ada kalanya juga mengorbankan diri demi teman yang kita cintai. Seseorang ternama dalam memberikan suatu kepada orang yang kian cintanya memukau, terkadang boleh jadi bahwa semua itu dimatanya demi cinta. Tapi hal ini selalu memacu kepada apa sebenarnya dibalik persahabatan yang sejati itu. Apa dan bagaimanakah persahabatan yang memiliki arti tertinggi dalam kehidupan serta-merta apa yang mereka inginkan dari seorang teman.

Suatu hari termenak dalam hati, mungkinkah aku ini akan selalu bersama?!!. Seketika sukma pun melontarkan hasrat yang berat untuk seorang teman yang telah lamanya dia dampingi. Pengarahan mata mulai terfokus pada seseorang yang didambakan, tak terpikirkan akibat yang akan merusak dirinya. Dibalik lain jiwa bertentangan dengan pemikiran hingga akhirnya banyaklah mengeluh, melamun hingga semangat hidup hilang karena gara-gara seorang perdebatan dalam sukma. Dentingnya waktu terkapar hingga tak bisa lagi berkutip. Pernahkan kisa merasakan, bagaimana sikap ketika pertama kali kita bertemu dan mengungkapkan hasrat dalam hati???!!!. Sulit bagi seseorang yang baru mengalami perasaan seperti ini, dengan gugup, getaran bertambah bahkan keringat kering pun bercucuran.

Disinilah hati mulai terikat yang tidak bisa lagi untuk dipungkiri. Rasa sakit yang tidak terbayangkan bahkan menjadi suatu yang hal yang aneh ketika bertemu dengan orang yang terkasih. Masa-masa dalam menjalani hubungan persahabatan, ada kala dibalik semua itu dan tidak sedikit orang yang terjatuh kedalam pangkuan teman sendiri. Dibalik itu semua banyak hal yang tidak disenangi teman bahkan rasa kita pun tidak lagi untuk dihalang-halangi karenanya. Sesaat seketika aku adalah orang yang merasakan sampai saat ini masih mempertahankan persahabatan hingga berhadapan dengan orang yang membuat diriku akan kelihalangannya sebuah kesemangatan. Cinta memang tidak habis untuk diartikan, boleh jadi penulis menukilkan bahwa cinta bagi diriku adalah pengorbanan. Bahkan demi wanita yang dicintai rela kiranya menderita. Memang cinta yang benar-benar terjadi adalah cinta antara dua insan pasangan kendatipun cinta antara dua insan karena tuhan.

Berbagai macam jalan dan cara yang menghubungkan kita dengannya, terkadang terancam betapa susah dan rumit jalan yang dihadapi. Pertikaian sering terjadi yang tidak jelas datang darimana, perasaan cemburu terkadang lahir ketika wanita yang kita sayangi dekat dengan teman kita sendiri. Ini kenyataan yang tak bisa kita jauhkan darinya, karena kecemburuan yang mengarah kepadanya membuat diri kita seakan terjepit dengan nafas hingga kelemahan mulai mengarah.

Hingga suatu ketika aku pun menyadari, bahwa ternyata diri ini tidak ada yang yang mesti dibanggakan, dan tidak ada modal untuk dapat mencintai apalah memilikinya. Hanya dengan rasa yang sangat dalam yang bisa dikasihkan untuknya dan itu tidak cukup untuk membahagiakan seorang wanita. Biarlah batin yang menghadapi kenyataan hidup namun bagi cinta selalu memberikan yang terbaik. Mungkin lewat ini curhat seorang penulis yang mengalami yang sama dengan pembaca, kita tahu bahwa hidup itu tidak selamanya indah, langit tak selalu cerah, suram malam kadang tak berbintang, namun itulah hidup. Bahagia sengsara merupakan ujian daripadanya, namun hakikatnya semua akan kembali kepada-Nya.

Aku adalah orang yang tak berbakat dalam hal asmara. Gelora asmara tak lagi aneh dalam hidupku, sekian banyak teman sendiri yang memberikan pengarahan bahwa jangan terpokus kepadanya, Namun tak bisa ku pungkiri, bila perasaan sudah menjalin ikatan batin, pahit dan manis yang dia alami ternyata sampai kepada kita. Mencoba untuk berubah sekian kali yang terjadi, pada akhirnya aku tidak bisa menjauh darinya. Inilah perasaan yang membuat diriku terombang ambing dengan pendirian. Kini ku menyadari dan merasakan bahwa diri ini egois, tidak bisa bercermin dengan kenyataan diri, begitu tinggi gunung yang musti dipanjati, namun kakiku lelah dan pincang untuk memanjatinya.

Mungkin hanya dengan mimpi aku bisa memanjati gunung tersebut, betapa kebahagiaan terhamparkan bagiku, namun dibalik kebahagiaan tersebut mungkinkah gunung akan berteriak, ” Aku sakit ditusuk dan diinjak-injak terus oleh manusia”. Hal semacam ini yang kini aku ratapi, betapa kita bahagia tapi orang lain terluka, aku tak bisa menerimanya. Mungkin kawan bisa bahagia dengan hal tersebut tanpa melihat bahwa dibelakang kita masih ada yang ketinggalan dan kehabisan tanaga.

Ternyata kebahagian itu tidak bisa kita rasakan sendiri sementara wanita yang selama kita kejar berat untuk menerima kita. Alangkah sedih dan terpukul bila kita yang menempati posisi tersebut. Ikatan bisa terjadi dengan kencang bilamana semua cabang kerjasama. Hanya kesadaran hati dan menanggalkan keegoan diri mungkin kita bisa melupakan walau begitu berat dan tertusuk.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com